Dongeng Putri Duyung


Dongeng Putri Duyung - Alkisah di kedalaman samudera yang luas jauh dari jangkauan manusia, terdapat sebuah kerajaan laut. Di istana tersebut, raja tinggal bersama 6 orang putri yang cantik. Mereka semua pandai menari dan menyanyi, gerakan mereka indah dan lincah di dalam air. Mereka tidak mempunyai kaki seperti manusia, tetapi mereka mempunyi ekor seperti ikan lengkap dengan sirip-siripnya yang indah. Rambut mereka panjang tergerai berwarna kuning keemasan, merekalah para Putri Duyung.

Dari ke-6 putri itu, yang paling cantik adalah putri yang bungsu. Ia baru akan menginjak usia 15 tahun. Ada suatu adat para duyung, jika telah menginjak usia 15 tahun maka ia akan diijinkan untuk melihat dunia selain dasar samudera yaitu dunia di permukaan lautan. Besok putri bungsu akan berusia 15 tahun, karena itu kakak-kakaknya kini tengah menceritakan bagaimana keadaan dunia diatas permukaan samudera.

"Di permukaan sana, ada dunia yang sangat indah" kata Putri Duyung sulung.

"Iya, benar sekali. Kamu akan melihat bagaimana bintang-bintang bertaburan di atas langit malam, bagaikan permata berserakan di atas beludru biru yang lembut" timpal putri yang lainnya.

"Kamu juga bisa melihat kilauan sinar matahari pagi yang memantul di atas ombak, bagaikan kilauan emas yang menguning" sambung Putri Duyung lainnya.

"Dan angin yang bertiup sepoi-sepoi di rambutmu. Oh...lembut....Sungguh tiada duanya" kakaknya yang lain menambahkan.

"Wahhh...benarkah? Rasanya aku tak sabar ingin segera berumur 15 tahun" kata Putri Duyung bungsu. Matanya berbinar-binar membayangkan keindahan dunia di atas permukaan samudera.


Keesokkan harinya ketika Putri Duyung bungsu tepat berusia 15 tahun, di adakanlah pesta yang sangat meriah. Semua penduduk kerajaan laut bergembira, Putri Duyung bungsu kini boleh melihat dunia di atas permukaan samudera.

Putri Duyung berenang-renang, berputar-putar dan menyanyi gembira. Ia segera menuju permukaan. Saat ia tiba di permukaan, hari sudah mulai malam. Ia kini bisa menghirup udara, ia pandangi taburan bintang yang berkerlap kerlip di langit. Bulan purnama yang bulat penuh menguning, indah sekali. "Betul apa kata kakak-kakakku, dunia di atas permukaan samudera memang sangat indah" kata hati Putri Duyung bungsu.

Di kejauhan, ia melihat sebuah bayangan hitam besar terapung di atas lautan. Sesekali terlihat pancaran cahaya berwarna-warni dari benda itu. Putri Duyung sangat penasaran, lalu ia mendekati benda hitam itu. Ternyata sebuah kapal yang sangat indah, orang-orang berdansa dan tertawa gembira. Rupanya pancaran cahaya berwarna-warni yang dilihatnya tadi berasal dari kembang api yang dinyalakan. Di pinggir kapal, tampak seorang pemuda. Ia sangat gagah dan tampan. Seorang Pangeran, rupanya ia tengah merayakan ulang tahunnya yang ke 17. Putri Duyung sangat ingin mendekat, namun ia takut terlihat.

Tiba-tiba angin berhembus kencang. Langit yang tadi berbintang, kini gelap gulita. Orang-orang di atas kapal itu kemudian berhenti berpesta, mereka menaikkan layar dan bersiap pulang. Tetapi cuaca kini semakin ganas. Ombak bergulung-gulung, badai menerjang. Kapal indah itu terombang ambing, dan akhirnya tenggelam.

Orang-orang di kapal itu ternyata tidak bisa berenang selincah Putri Duyung. Mereka mempunyai kaki bukan sirip dan ekor seperti yang dimiliki Putri Duyung, Pangeran sendiri tidak berdaya dan akhirnya tenggelam.

Putri Duyung mengikuti tubuh Pangeran yang kini melayang turun. Sepertinya Pangeran kini tengah pingsan, Putri Duyung sadar bahwa ia harus menolongnya.

Dengan susah payah, ditariknya tubuh Pangeran. Ia berenang menuju pantai. Ketika sampai, hari telah pagi dan langit kembali menjadi terang, ia meletakkan Pangeran di atas pasir.

Tiba-tiba seseorang datang ke pantai itu, ia seorang gadis yang sangat cantik. Putri Duyung segera bersembunyi. Melihat ada orang terdampar di pantai, gadis itu berteriak memanggil orang kampung dan meminta pertolongan. Akhirnya, Pangeran dapat di selamatkan.

Hati Putri Duyung senang, Pangeran itu selamat.

Setelah kejadian itu, Putri Duyung selalu teringat dengan Pangeran. Ia jatuh cinta kepadanya. Akhirnya, ia mengutarakan isi hatinya kepada kakak-kakaknya. Ia ingin ke daratan menemui Pangeran itu.

"Tidak mungkin kamu ke daratan, adikku" kata kakaknya yang sulung.

"Iya, betul....tidak mungkin. Kita tidak mempunyai kaki, bagaimana kita bisa berjalan di daratan. Tempat kita di dalam samudera, bukan di daratan" kakaknya yang lain menimpali.

"Tetapi.....aku ingin sekali" kata Putri Duyung lagi.

Beberapa waktu kemudian, Putri Duyung teringat akan seorang penyihir sakti yang ada di dasar samudera. Walaupun ia pernah mendengar cerita bahwa penyihir itu tinggal di tempat yang jauh dan angker, namun Putri Duyung tidak takut. Ia kemudian pergi menemuinya.

Benar saja, penyihir itu tinggal di tempat yang sulit untuk di datangi. Jalan untuk menuju ke rumahnya gelap dan menyeramkan. Tetapi berkat kegigihannya, Putri Duyung sampai juga di rumah penyihir itu.

"Apa yang dapat aku bantu, Putri Duyung?" kata si penyihir.

"Aku ingin menjadi manusia. Aku ingin merubah ekor dan siripku menjadi kaki" kata Putri Duyung.

"Tapi itu bukan perkara yang mudah, Putri Duyung" jawab si penyihir.
"Aku bisa merubah ekor dan siripmu menjadi kaki, tetapi kamu akan membayarnya dengan sesuatu yang sangat berharga. Kamu akan membayarnya dengan sangat mahal. Kamu akan kehilangan suaramu yang merdu. Dan.....akan terasa sangat menyakitkan. Jika kamu telah berubah menjadi manusia, kamu tidak akan dapat kembali menjadi duyung. Bila kamu gagal menikahi sang Pangeran, maka kamu akan berubah menjadi buih lautan untuk selama-lamanya" sambung si penyihir.

"Aku sanggup..." kata Putri Duyung sangat yakin.

"Baiklah jika memang demikian. Pergilah kamu ke daratan, lalu minumlah ramuan ini. Dalam beberapa saat, kamu akan merasa sakit yang amat sangat. Ekor dan siripmu akan berubah menjadi kaki untuk berjalan" kata si penyihir sambil menyerahkan sebotol kecil ramuan berwarna hitam.

Begitulah, Putri Duyung kemudian berenang menuju permukaan samudera. Dengan susah payah, ia menuju kerajaan sang Pangeran. Di atas pasir pantai, Putri Duyung mulai meminum ramuan yang diberikan si penyihir. Tenggorokannya terasa sangat sakit dan panas seperti terbakar. Perlahan-lahan ekor dan siripnya berubah menjadi sepasang kaki, ia telah berubah menjadi manusia. Putri Duyung mencoba berdiri, tetapi telapak kakinya seperti ditusuk-tusuk dengan pisau. Demikian besar rasa sakit yang di tanggungnya, sehingga membuat Putri Duyung jatuh pingsan.

Sang Pangeran yang sedang berjalan-jalan di pantai akhirnya menemukan Putri Duyung, ia begitu kasihan melihatnya. Di tolong dan di rawatnya Putri Duyung, Pangeran sangat sayang kepadanya. Pangeran menganggapnya bagai adik kandungnya sendiri.

Ketika Putri Duyung telah sadar dan mulai mampu berjalan, sang Pangeran tengah sibuk mempersiapkan pesta perkawinannya. Ia akan menikahi gadis cantik yang menemukannya di pantai yang dianggap telah menolongnya.


Mengetahui hal tersebut, Putri Duyung mencoba menjelaskan kepada sang Pangeran bahwa sebenarnya dialah yang telah menolong Pangeran. Tetapi apa daya, ia telah kehilangan suaranya. Ramuan dari si penyihir telah membuatnya bisu, ia tidak bisa mengucapkan sepatah katapun.

Putri Duyung sangat kecewa, ia akhirnya lari menuju pantai. :Aku telah gagal menikahi sang Pangeran, aku akan menjadi buih untuk selama-lamanya" pikir Putri Duyung.

Ketika sampai di pantai, kakak-kakaknya yang sangat sayang padanya telah ada disana. Mereka sangat kasihan kepada adiknya. Rupanya mereka datang ke pantai untuk memberikan pertolongan agar Putri Duyung tidak berubah menjadi buih-buih lautan.

"Adikku, ambillah pisau ini. Bunuhlah pangeran dengannya. Kami telah menukar rambut-rambut kami yang indah dengan pisau ini kepada si penyihir. Bila kau dapat membunuh Pangeran, maka kau akan terhindar dari kutukan dan akan kembali menjadi duyung. Kaki-kakimu itu akan kembali menjadi ekor dan sirip yang indah" demikian kata putri sulung sambil menyodorkan pisau belati yang berkilat tajam.

"Ya, dan kau akan kembali berkumpul lagi bersama kami dan ayah, adikku" kata kakaknya yang lain.

Putri Duyung menerima pisau belati itu dan ia kembali ke istana Pangeran.

Putri Duyung menyelinap ke dalam kamar Pangeran, dilihatnya sang Pangeran tengah tertidur lelap. Besok adalah hari pernikahan Pangeran dan ia harus membunuh sang Pangeran agar dapat kembali berwujud sebagai duyung.

Perlahan-lahan diangkatnya pisau belati itu, siap menusuk jantung sang Pangeran. Tetapi ia terdiam, Putri Duyung tidak sanggup membunuh orang yang sangat di cintainya itu. Putri Duyung kemudian berlari keluar istana menuju pantai, biarlah ia menjadi buih-buih lautan.

Ia menangis sedih, kakak-kakaknya masih menunggu di pantai. Ketika kaki-kakinya menyentuh ombak dan air matanya menetes ke samudera, ia melemparkan pisau belati yang berkilat tajam itu ke tengah lautan.

"Selamat tinggal kakak-kakakku yang baik hati, selamat tinggal ayah, selamat tinggal kerajaan samudera, selamat tinggal Pangeran. Biarlah ku tanggung semua ini" katanya sambil terus terisak.

Dewa Angin yang menyaksikan peristiwa itu secara diam-diam, kemudian menjadi iba mendengar tangisannya. Dengan kesaktian Dewa Angin, Putri Duyung yang tubuhnya mulai hancur menjadi buih-buih lautan itu kemudian di tolong. Di jadikannya Putri Duyung menjadi seorang Peri Angin. Sosoknya berubah menjadi seorang gadis cantik yang bersayap. Ia melontarkan tubuhnya ke udara dengan indah. Ketabahan hatinya menghadapi kesedihan itu telah membuatnya terbebas dari kutukan menjadi buih-buih lautan dan menjadi seorang Peri Angin.




LANGGANAN ARTIKEL GRATIS
Dapatkan Artikel Terbaru Disini !
Masukkan email anda di bawah ini , maka anda akan mendapatkan kiriman terbaru dari KUMBERCER secara gratis via email. Terimakasih.

1 Response to "Dongeng Putri Duyung"

  1. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
    sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
    kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
    Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
    1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
    melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
    dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
    saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
    kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
    penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
    dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
    minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
    buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
    Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
    sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
    agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
    saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
    jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau

    ReplyDelete