"Tolong...! tolong...!". Si kancil tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya berteriak meminta tolong. Teriakan si kancil ternyata terdengar oleh seekor gajah yang kebetulan sedang berjalan melewati tempat itu.
"Hai....siapa yang ada di dalam situ?" tanya gajah.
"Aku kancil...! tolong aku...!" jawab kancil.
"Kenapa kau bisa ada di dalam lubang?" tanya gajah lagi.
Kancil terdiam untuk sesaat, ia mencari akal agar gajah mau menolongnya.
"Tolong aku mengangkat ikan ini!" jawab kancil berbohong.
"Apa benar kamu mendapatkan ikan?" tanya gajah penasaran.
"Benar...! Aku mendapatkan ikan yang sangat besar!" jawab kancil berbohong lagi.
"Tapi bagaimana caranya aku bisa turun ke bawah?" tanya gajah bingung.
"Sebaiknya, kamu cepat-cepat saja turun ke bawah. Sebab jika tidak, ikan ini bisa lepas!" ucap kancil.
Gajah berpikir sejenak. Bisa saja ia langsung turun ke bawah, tapi bagaimana naiknya nanti.
"Kancil...mana ikan yang kamu dapatkan?" tanya gajah.
"Ada di bawah kakiku!" jawab kancil.
"Kalau aku menolongmu. Lalu, bagaimana aku naik dari lubang ini?" tanya gajah.
Kini kancil terdiam, ia tidak menyangka kalau gajah akan berpikir sejauh itu. Tidak seperti dirinya, yang langsung turun ke dalam lubang, tanpa berpikir akibatnya.
"Kau mau memanfaatkanku ya, cil...! kau akan menipuku untuk kepentingan dan keselamatanmu sendiri?" kata gajah.
kancil hanya terdiam.
"Sekali-sekali, kamu harus diberi pelajaran!" kata gajah sambil meninggalkan tempat itu.
"Sahabatku gajah.....aku mohon, jangan tinggalkan aku...toloooong!" teriak kancil.
Gajah tidak mendengarkan teriakan kancil, si kancil pun mulai putus asa. Semakin lama ia berada di tempat itu, kancil mulai merasa kedinginan.
"Tolooooong.....!Tolooooong.....!" kancil terus berteriak.
Hingga sore hari, tidak ada satu binatang pun yang mendengar teriakan kancil.
"Aduh gawat, aku benar-benar akan mati di tempat ini...!" Kancil mulai membayangkan akhir hidupnya di tempat tersebut.
Kemudian kancil berteriak dengan keras...
"Wahai langit dan bumi....! Dan seluruh binatang yang ada di tempat ini. Aku bersumpah.....aku tidak akan menipu untuk kepentingan dan keselamatanku sendiri, kecuali...".
Ketika kancil mengucapkan kata kecuali, ia mengecilkan suaranya hingga hampir tidak terdengar.
Tidak disangka, tiba-tiba gajah muncul di tepi lubang itu. Ternyata gajah tidak benar-benar pergi meninggalkan kancil sendirian, ia sengaja bersembunyi. Ia penasaran dengan ucapan kancil yang terakhir.
"Kecuali apa...?" tanya gajah penasaran.
Jawab pertanyaanku, cil...! Kecuali apa?"
"Hmm...kecuali aku terpaksa untuk menyelamatkan diri. Karena aku hewan kecil yang selalu terancam oleh harimau, singa, serigala dan binatang lainnya yang jahat" jawab kancil.
"ohh, begitu..."sahut gajah. "Sekarang apakah kamu sudah sadar, dan berjanji tidak akan menipu, jahil serta perbuatan lainnya yang akan merugikan binatang lain?.
"Benar...saya berjanji....!" kata kancil.
"Baiklah, sekarang saya akan menolongmu!" kata gajah.
Lalu, gajah menjulurkan belalainya yang panjang untuk menangkap kancil dan mengangkatnya ke atas. Begitu sampai di atas, kancil pun berkata.
"Terimakasih sahabatku...saya tidak akan melupakan kebaikanmu ini...!".
Sejak saat itu, kancil menjadi binatang yang sangat baik. Ia tidak pernah lagi berbuat jahil seperti apa yang pernah ia lakukan dulu.
Pesan moral :
"Berbuat baiklah terhadap teman, karena perbuatan baik akan mendatangkan kebaikan pula"
Siapa yang menciptakan cerita ini
ReplyDelete