Nama : Siswondo Parman
Tempat Tanggal Lahir : Wonosobo, Jawa Tengah 4 Agustus 1918
Meninggal : Jakarta, 1 Oktober 1965 (usia 47 tahun)
Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman atau lebih dikenal degan nama S. Parman adalah salah satu Pahlawan Revolusi dan tokoh militer Indonesia. Ia meninggal karena dibunuh dalam tragedi Gerakan 30 September, ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Setelah Kemerdekaan Indonesia, S. Parman bergabung dengan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) cikal bakal dari TNI (Tentara Nasional Indonesia). Pada akhir Desember 1945, ia diangkat menjadi Kepala Staf dari Polisi Militer di Yogyakarta. Empat tahun kemudian, ia menjadi Kepala Staf untuk Gubernur Militer Jabodetabek dan dipromosikan menjadi Mayor. Dalam kapasitas ini, ia berhasil menggagalkan plot oleh "Hanya Raja Angkatan Bersenjata" APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) kelompok militer pemberontak yang dipimpin oleh Raymond Westerling untuk membunuh Komandan Menteri Pertahanan dan Angkatan Bersenjata.
Pada tahun 1951, S. Parman dikirim ke Sekolah Polisi Militer di Amerika Serikat untuk pelatihan lebih lanjut dan pada tanggal 11 November tahun itu, ia diangkat menjadi Komandan Polisi Militer Jakarta. Kemudian ia menduduki sejumlah posisi di Polisi Militer Nasional HQ dan Departemen Pertahanan Indonesia sebelum dikirim ke London sebagai atase militer ke Kedutaan Indonesia di sana. Pada tanggal 28 Juni, dengan pangkat Mayor Jenderal ia diangkat menjadi asisten pertama dengan tanggung jawab untuk intelejen untuk Kepala Staf Angkatan Darat Letnan Jenderal Ahmad Yani.
S. Parman adalah salah satu dari enam Jenderal yang dibunuh oleh anggota Gerakan 30 September. Dia telah diperingatkan beberapa hari sebelumnya akan kemungkinan adanya gerakan komunis. Pada malam 30 September -1 Oktober tidak ada penjaga yang mengawasi rumah.
Berdasarkan pengakuan istri S. Parman, mereka terbangun dari tidur sekitar pukul 04.10 pagi oleh suara sejumlah orang disamping rumah. S. Parman pergi untuk menyelidiki, dan dua puluh empat pria dengan seragam Tjakrabirawa menuju ke ruang tamu. orang-orang itu mengatakan bahwa dia akan dibawa ke hadapan presiden.
S. Parman meminta istrinya untuk menelpon komandannya, Letnan Jenderal Ahmad Yani akan tetapi kabel telepon telah diputus. S. Parman dimasukkan kedalam truk dan dibawa ke basis gerakan 3o September di Lubang Buaya. Malam itu bersama tentara lain yang telah ditangkap hidup-hidup, S. Parman ditembak mati dan tubuhnya dibuang di sebuah sumur bekas.
Baca juga :
» Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
» Biografi Dan Sejarah Perjuangan R.A Kartini
» Biografi Dan Sejarah Perjuangan Dewi Sartika
Jasad S. Parman bersama dengan korban lainnya ditemukan pada 4 Oktober 1965, ia bersama rekan-rekan lainnya diberi pemekaman kenegaraan pada tanggal 5 Oktober 1965. S. Parman dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Melalui keputusan Presiden Nomoe III/KOTI/1965, S. Parman diberi gelar Pahlawan Revolusi.
agen taruhan online
ReplyDeleteTerpercaya Indonesia !
Taruhan Sabung Ayam - Sportsbook - Bola Tangkas - Togel Online - Casino Online
Bonus 10% Deposit Pertama / Cashback 5% - 10%
Minimal Deposit IDR 50.000,- Raih Kemenangan Anda Sekarang Juga 100% Tanpa Bot
Yuk Gabung Bersama Bolavita Di Website www.bolavita88.com
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
WA: +628122222995