Nama : Zakaria (Zakariya) bin Dan
Usia : 122 tahun
Periode Sejarah : 91 SM - 31 M
Tempat Diutus : Palestina
Keturunan : 1 anak laki-laki (Yahya)
Tempat Wafat : Halab (Aleppo)
Sebutan Kaum : Bani Israil
Dalam Al-Qur'an namanya disebutkan sebanyak 12 kali
Nabi Zakaria diutus kepada Bani Israil ketika kemaksiatan, kemungkaran, kezhaliman dan kerusakan merajalela di kalangan mereka. Selain itu, Herodes penguasa Palestina adalah raja yang paling jahat dan suka melanggar. Dialah yang memerintahkan untuk membunuh Nabi Zakaria dan Nabi Yahya.
Sudah sejak lama, Nabi Zakaria mendambakan seorang putra. Namun keinginannya belum juga terpenuhi walau ia sudah tua. Suatu hari datanglah janda Imran menyerahkan bayi perempuannya (Maryam) pada Nabi Zakaria untuk diasuh dan dibesarkan sesuai dengan nazarnya. Nabi Zakaria dan para imam Baitul Maqdis sangat terkejut, sebab janda Imran sudah tua dan rasanya tidak mungkin memperoleh anak. Namun setelah mendapat penjelasan dari Janda Imran bahwa kehamilannya adalah atas kehendak Allah SWT, mereka pun mengerti.
Setelah itu timbul persoalan, siapakah yang berhak mengurus Maryam? Untuk pemecahannya, mereka mengundi dengan melemparkan pena ke air. Barangsiapa yang penanya mengapung, dialah yang berhak mengurus Maryam. Ternyata pena Nabi Zakaria lah yang mengapung, sehingga beliau berhak mengurus Maryam. Semua kebutuhan Maryam ditanggung Nabi Zakaria, beliau sangat menyayanginya.
Nabi Zakaria sadar, banyak anggota keluarganya dari Bani Israil merupakan orang yang tidak beradab dan gemar bermaksiat karena kedangkalan iman mereka. Ia khawatir bila ajalnya tiba dan tidak mempunyai keturunan yang dapat memimpin kaumnya, mereka akan semakin merajalela dan sangat mungkin mereka akan mengadakan perubahan-perubahan di dalam kitab suci Taurat dan menyalahgunakan hukum agama.
Kecemasan itu mengusik pikiran Nabi Zakaria, ia sedih karena belum juga mempunyai keturunan walau sudah berusia 90 tahun. Ia agak terhibur ketika mengasuh Maryam yang dianggap anak kandungnya sendiri. Akan tetapi, rasa sedih dan keinginannya untuk memperoleh keturunan timbul kembali setelah melihat mukjizat hidangan makanan di mihrab Maryam. Ia berpikir di dalam hatinya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Allah yang telah memberi rezeki kepada Maryam dalam keadaan seorang diri dan tidak berdaya, Allah pasti berkuasa memberinya keturunan bila dengan kehendak-Nya walaupun usianya sudah lanjut dan rambutnya sudah penuh uban.
Pada suatu malam, Nabi Zakaria duduk di mihrabnya mengheningkan cipta bagi Allah dan bermunajat serta berdoa dengan khusyuk dan yakin. Dengan suara yang lemah lembut ia berdoa ;
"Ya Tuhanku, berikanlah aku seorang putera yang akan mewarisiku dan mewarisi sebagian dari keluarga Yaqub yang akan meneruskan pimpinan dan tuntunanku kepada Bani Israil. Aku cemas sepeninggalku nanti, anggota-anggota keluargaku akan rusak kembali aqidah dan imannya bila aku tinggalkan tanpa seorang pemimpin yang akan menggantikanku. Ya Tuhanku, tulangku sudah menjadi lemah dan kepalaku sudah dipenuhi uban sedang isteriku adalah seorang perempuan mandul. Namun kekuasaan-Mu tidak terbatas, dan aku berdoa Engkau berkenan mengkaruniakan seorang anak yang shaleh dan Engkau ridhoi kepadaku"
Kemudian Allah menjawab doa Nabi Zakaria dengan berfirman;
"Wahai Zakaria, Kami sampaikan kabar gembira kepadamu. Kamu akan mendapatkan seorang anak laki-laki bernama Yahya yang shaleh dan membenarkan kitab-kitab Allah, menjadi pemimpin yang dianut, menahan diri dari nafsu dan godaan syaitan yang kelak akan menjadi seorang nabi"
Kemudian Nabi Zakaria berkata; "Ya Allah, bagaimana aku akan mendapat keturunan sedang isteriku seorang yang mandul dan akupun sudah lanjut usia"
Allah berfirman; "Hal demikian itu adalah mudah bagi-Ku. Tidakkah telah Ku ciptakan kamu, sedang waktu itu kamu tidak ada sama sekali"
Setelah itu isterinya mengandung dan melahirkan anak lelaki yang diberi nama Yahya. Sperti ayahnya, Yahya juga seorang nabi.
Pada suatu ketika, Nabi Yahya terbunuh karena perintah Raja Herodes. kaum Bani Israil berharap pada Nabi Zakaria, hal itu menyebabkan Raja Herodes marah dan memerintahkan untuk membunuh Nabi Zakaria. Nabi Zakaria sendiri langsung pergi lari dari kejaran prajurit Herodes.
0 Response to "Kisah Nabi Zakaria AS"
Post a Comment
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak...!