Suatu hari ketika Ali Baba pulang dari mengumpulkan kayu bakar, ia melihat segerombolan penyamun yang berkuda. Ali Baba segera bersembunyi karena takut jika terlihat, ia akan dibunuh. Dari tempat persembunyiannya, Ali Baba memperhatikan para penyamun yang sedang sibuk menurunkan harta rampokannya. Kepala penyamun tiba-tiba berteriak "Alakazam! Buka...", lalu pintu gua yang ada di depan mereka terbuka. Segera mereka memasukkan semua harta hasil rampokannya "Alakazam! Tutup..." teriak kepala penyamun, dan pintu gua pun tertutup kembali.
Setelah para penyamun pergi, Ali Baba memberanikan diri keluar dari tempat persembunyiannya. Ia mendekati pintu tersebut dan meniru teriakan kepala penyamun tadi "Alakazam! Buka..." Pintu gua yang terbuat dari batu itu terbuka. "Wah...hebat!!" Teriak Ali Baba sambil terpana karena melihat harta yang bertumpuk-tumpuk seperti gunung "Harta ini akan aku ambil sedikit, semoga aku tidak miskin lagi dan aku akan membantu tetanggaku yang lagi kesusahan". Setelah memasukkan sebagian harta itu ke dalam karung, Ali Baba segera pulang setelah sebelumnya menutup pintu gua itu kembali. Istri Ali Baba sangat terkejut melihat barang yang dibawa Ali Baba. Ali Baba kemudian bercerita kepada istrinya apa yang baru saja dialaminya "Uang ini sangat banyak.....bagaimana kalau kita bagikan kepada orang-orang yang kesusahan!" kata istri Ali Baba. Karena terlalu banyak, uang emas tersebut tidak dapat dihitung oleh Ali Baba dan istrinya, akhirnya mereka sepakat untuk meminjam kendi sebagai timbangan uang emas kepada saudaranya, Kasim. Istri Ali Baba segera pergi untuk meminjam kendi pada istri Kasim. Istri Kasim seorang pencuriga, sehingga ketika ia memberikan kendinya ia mengoleskan minyak yang sangat lengket di dasar kendi.
Keesokan harinya setelah kendi dikembalikan, ternyata di dasar kendi ada sesuatu yang mengkilau. Istri Kasim segera memanggil suaminya dan memberitahu bahwa di dasar kendi ada uang emas yang menempel, kemudian kasim pergi ke rumah Ali Baba untuk menanyakan hal tersebut. Setelah semuanya diceritakan Ali Baba, Kasim segera kembali ke rumahnya dan mempersiapkan kuda-kudanya. Ia pergi ke gua harta dengan membawa 20 ekor keledai. Setibanya di depan gua, ia berteriak "Alakazam! Buka..." maka pintu gua pun terbuka. Kasim segera masuk dan langsung mengarungkan emas dan harta lainnya yang ada di dalam gua tersebut sebanyak-banyaknya. Ketika ia hendak keluar, Kasim lupa mantera untuk membuka pintu, ia berteriak apa saja dan mulai ketakutan. Tiba-tiba pintu gua bergerak, Kasim merasa lega. Tapi ketika ia akan keluar, para penyamun sudah ada di luar, mereka sama-sama terkejut "Hei maling! Tangkap dia...lalu bunuh!!" teriak kepala penyamun "Tolong.....saya jangan dibunuh!!" Kasim memohon. Namun, para penyamun yang kejam tidak memberi ampun, Kasim segera dibunuh.
Istri Kasim yang menunggu di rumah mulai khawatir, karena sudah seharian Kasim tidak kunjung pulang. Akhirnya ia meminta bantuan Ali baba untuk menyusul saudaranya tersebut. Ali Baba segera pergi ke gua harta, disana ia sangat terkejut karena mendapati tubuh kakaknya sudah terbujur kaku. Kemudian ia membawa jasad kakaknya pulang, setibanya di rumah istri Kasim menangis sejadi-jadinya. Untuk membantu kakak iparnya itu, Ali Baba memberikan sekantung uang emas kepadanya. Istri Kasim segera berhenti menangis dan mulai tersenyum lagi, ia sudah lupa akan nasib suaminya yang malang itu.
Sementara di lain tempat yaitu di gua harta, para penyamun terkejut karena mayat Kasim sudah tidak ada lagi "Tak salah lagi, pasti ada orang lain yang tahu tentang rahasia gua ini. Ayo kita cari dan bunuh dia!" kata sang kepala penyamun. Mereka pun mulai mencari ke pelosok kota, akhirnya mereka pun tahu rumah Ali Baba, orang yang mereka cari-cari.
Malam harinya, Ali Baba di datangi seorang penyamun yang menyamar sebagai pedagang minyak yang kemalaman dan memohon untuk menginap semalam di rumahnya. Ali Baba yang baik mempersilahkan tamunya masuk dan memperlakukannya dengan baik, ia tidak mengenali wajah kepala si penyamun. Morijana, tetangga Ali Baba yang sedang berada di rumah, melihat dan mengenali wajah penyamun tersebut. Ia berpikir keras bagaimana cara untuk memberitahu Ali Baba, akhirnya ia mempunyai ide dengan menyamar sebagai seorang penari. Ia pergi ke rumah Ali Baba untuk menari. Ketika Ali Baba, istri dan tamunya sedang menonton tarian, Morijana dengan cepat mengeluarkan pedang kecil yang sengaja diselipkan dibajunya ke dada tamu Ali Baba.
Ali Baba dan istrinya sangat terkejut. sebelum Ali baba bertanya, Morijana membuka samarannya dan segera menceritakan semua yang telah dilihat dan di dengarnya "Morijana! Engkau telah menyelamatkan nyawa kami, terima kasih". Setelah semuanya berlalu, Ali Baba membagikan uang peninggalan para penyamun kepada orang-orang miskin yang sangat memerlukannya.
judi sabung ayam Terpercaya & Terbesar di Indonesia !
ReplyDeleteTaruhan Sabung Ayam S128 - SV388 - CFT2288 (KUNGFU)
Bonus 10% Deposit Pertama / Cashback 5% - 10%
Yuk Gabung Bersama Bolavita Di Website www.bolavita88.com
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
WA: +628122222995