Pada suatu pagi, sang Putri bermain bola di pinggir sebuah danau jernih yang berada di dekat istana. Ia melempar bola, menangkap dan menggelindingkannya di tanah. Namun pada suatu kali, bola kesayangannya itu menggelinding dan masuk ke dalam danau. Sang Putri segera berlari dan melihat bola emas kesayangannya perlahan-lahan tenggelam. Walaupun air danau itu jernih, tetapi sangat dalam. Sang Putri tidak bisa berenang apalagi menyelam mengambil bola kesayangannya itu. Ia sendirian dan tidak ada siapapun yang bisa menolongnya mengambil bola emas itu.
Lama-lama, sang Putri mulai terisak. Ia menangis....Ia ingin meraih bola yang tampak berkilauan dari dasar sungai. Pipinya yang putih tampak kemerahan dan telah basah dengan air mata.
"Huuu.....uuu.....uuuuu....." isaknya.
"Mengapa menangis Tuan Putri? Lihatlah, gaunmu yang indah kotor terkena lumpur. Mengapa engkau menangis dan berjongkok di pinggir danau ini seorang diri?" tiba-tiba terdengar suara, entah darimana datangnya. Mungkin datang dari rerimbunan semak yang ada di pinggir danau.
Sang Putri kaget, ia mencoba mencari-cari siapakah yang telah menegurnya itu. Tetapi ia tidak menemukannya. Ia hanya melihat kodok besar berwarna hijau dengan kulitnya yang berbenjol-benjol dan berlendir yang ada disana.
"Siapakah tadi yang berbicara? Kau kah kodok hijau besar? Mungkinkah kau bisa berbicara layaknya manusia?" tanya sang Putri penuh selidik.
Kodok hijau besar mengerjap-ngerjapkan matanya yang hitam besar, kemudian terdengar lagi suara itu. Suara seorang laki-laki, dan mulut kodok hijau besar juga tampak bergerak-gerak.
"Ya, Tuan Putri! Sayalah yang berbicara dengan Tuan Putri. Saya kodok hijau besar yang buruk rupa ini".
Sang Putri terpana melihat kodok hijau besar itu bisa berbicara seperti manusia. Setelah habis kebingungannya, muncullah ide dari sang Putri. Ia berkata kepada kodok hijau besar.
"Maukah kau menolongku, wahai kodok hijau besar? Bola emas kesayanganku jatuh kedalam danau, airnya jernih tetapi sangat dalam. Aku tidak bisa berenang dan menyelam untuk mengambilnya. Maukah kau menolongku?"
Kodok hijau besar mengerjap-ngerjapkan matanya yang hitam, ia melompat mendekati sang Putri. Kini, kodok hijau dekat sekali dengan sang Putri. Jijik juga ia melihat kodok itu, lalu ia mundur selangkah.
Kodok hijau besar kemudian berkata.
"Bila aku mau mengembalikan bola emas kesayanganmu, apa hadiahmu untuk ku?"
"Oh, aku akan berikan apapun keinginanmu. Apapun, wahai kodok hijau besar!"
"Benarkah? Bagaimana kalau aku ingin ikut makan malam bersamamu, di meja makanmu, wahai Tuan Putri?" tanya kodok hijau besar.
"Boleh....Tentu boleh" jawb sng Putri.
"Dan...bolehkah aku tidur di kamarmu, bersamamu, wahai Tuan Putri?" tanya kodok hijau besar lagi.
"Boleh...sangat boleh, wahai kodok hijau besar yang baik hati" kata sang Putri lagi.
Kemudian kodok hijau besar melompat ke dalam danau, ia menyelam untuk mengambil bola emas dan menyerahkannya kepada sang Putri. Sang Putri sangat gembira, ia kemudian mengucapkan selamat tinggal kepada kodok hijau besar. Dan kodok hijau besar mengingatkan sang Putri bahwa nanti malam bahwa ia akan ikut makan malam dan tidur bersama sang Putri. Sang Putri mengiyakan dan segera berlari-lari pulang sambil bersenandung riang.
Malam itu, sang Putri sedang bersantap bersama sang Raja dan Permaisuri. Ketika sedang asyik menikmati hidangan, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
"Tok.....tok.....tok...."
Raja segera memerintahkan pengawal untuk membukakan pintu. Pengawal mulanya mengira bahwa orang yang mengetuk pintu itu telah pergi, ia tidak melihat ada siapapun di depan pintu sampai matanya tertuju ke lantai. Dilihatnya seekor kodok hijau besar ada di lantai. Dialah yang telah mengetuk pintu. Ternyata kodok hijau besar ingin menagih janjinya kepada sang Putri.
"Wahai pengawal yang budiman, ijinkan saya masuk. Tuan Putri telah berjanji akan memperbolehkan saya makan malam bersama dan tidur di kamarnya malam ini karena saya telah menolongnya mengambil bola emas di dasar danau"
Pengawal kemudian melapor kepada Raja. Mendengar laporan pengawal, sang Putri terkejut. Ia keberatan, ia akan merasa jijik jika kodok hijau besar makan di meja bersamanya dan nanti tidur di kamarnya. Tetapi sang Raja dan Permaisuri yang bijaksana meminta sang Putri untuk memenuhi janjinya.
"Pengawal! Ajak kodok hijau besar itu masuk. Biarkan ia ikut makan malam bersama kami, dan biarkan ia nanti malam tidur bersama Putri di kamarnya. Putri harus memenuhi janji yang telah di ucapkannya" demikian kata sang Raja.
Sang Putri tidak dapat berkata apa-apa lagi, pengawal beranjak mengajak kodok hijau besar untuk masuk.
Kodok hijau besar kemudian naik ke atas meja dan ikut makan malam bersama Raja, Permaisuri dan sang Putri. Ia makan dengan lahap, sang Putri merasa jijik melihatnya.
Selesai makan malam. Raja dan Permaisuri kemudian berpesan kepada sang Putri untuk memenuhi janjinya yang kedua, yaitu membolehkan kodok hijau besar tidur bersamanya.
Kodok hijau besar kemudian masuk bersama-sama sang Putri ke dalam kamar. Kodok hijau besar melompat-lompat dan naik ke tempat tidur, sang Putri merasa jijik, kemudian dengan cepat ia memegang ujung kaki kodok hijau besar dengan berlapis sapu tangan. Dilemparkannya kodok hijau besar dari tempat tidurnya.
Tiba-tiba sebuah keajaiban terjadi, kodok hijau besar seketika berubah menjadi seorang pemuda yang sangat tampan. Bajunya sangat indah, ternyata ia adalah seorang Pangeran. Sang Putri sangat kaget. Tetapi sang Pangeran justru berterima kasih kepadanya.
"Maafkanlah saya, wahai Tuan Putri. Saya sesungguhnya adalah seorang Pangeran yng telah dikutuk oleh seorang penyihir jahat. Memang beginilah caranya agar aku terbebas dari kutukan itu. Dan engkau memang telah di takdirkan menjadi jodohku" kata sang Pangeran.
Sang Putri pun meminta maaf karena telah berlaku kasar dan mencoba mengelak dari janjinya.
Akhirnya, Raja menikahkan sang Putri dengan sang Pangeran. Ketika upacara pernikahan selesai, datanglah sebuah kereta kencana yang gemerlapan menjemput kedua mempelai. Sang Pangeran memohon ijin kepada Raja untuk memboyong sang Putri ke istananya, dan Raja pun mengijinkannya. Mereka kemudian hidup bahagia selama-lamanya.
Diadaptasi dari "The Frog Prince" karya Jacob & Wilhelm Grimm (Grimm bersaudara 1785-1863, dari Jerman)
Pesan Moral :
"Tepatilah janji yang telah di ucapkan dan jangan pernah untuk mengingkarinya, karena janji adalah sebuah hutang"
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
ReplyDeletesedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau