Pagi-pagi esok harinya, ia mengunjungi anak gadisnya yang pertama. Ia ingin mengetahui keadaan anak gadisnya tersebut.
"Anakku, bagaimana kabarmu?" tanya pak Tani.
"Sehat, ayah! Maafkan saya belum sempat menengok ayah, sehingga ayah datang jauh kemari!" jawab si anak.
"Baguslah kau sehat-sehat saja! Bagaimana hidupmu dengan suamimu?" tanya pak Tani lagi.
"Kami hidup berbahagia, ayah! Pencaharian kami sangat baik. Apalagi jika hujan turun dengan lebat, kami akan lebih berbahagia lagi" jawab si anak.
"Baiklah, anakku!"
Setelah mengetahui keadaan anaknya yang pertama, lalu pak pak Tani pergi mengunjungi anaknya yang kedua.
"Bagaimana kabarmu, anakku?" tanya pak Tani.
"Baik, ayah! Bagaimna kabar ayah, sehat?" tanya anaknya yang kedua.
"Ayah sehat, baik-baik saja! Bagaimana hidupmu dengan suamimu?" tanya pak Tani lagi.
"Kami hidup berkecukupan ayah! Pencaharian kami sangat baik. Apalagi jika matahari selalu bersinar dengan terik, kami tidak mengharapkan apapun yang lebih baik dari itu" jawab anaknya.
"Baiklah, anakku!"
Setelah mengetahui keadaan anaknya yang kedua, lalu pak Tani berjalan pulang ke pertanian.
Dalam perjalanan pulang, pak Tani merenung sendiri. Anaknya yang pertama menikah dengan seorang tukang kebun istana, tentu saja ia berharap sering turun hujan agar tanaman yang dirawatnya tumbuh subur. Anaknya yang kedua menikah dengan seorang pembuat genting, tentu saja ia berharap metahari selalu bersinar terik dan cuaca cerah sehingga gentingnya cepat kering.
"Bagaimana aku harus mendoakan kebahagiaan bagi kedua anakku ini, ya?" pikir pak Tani kebingungan.
Terjemahan bebas dari The Father and His Two Daughters, www.aesopfables.com.
Pesan moral :
"Selalu berdoa, dan serahkan semuanya pada Tuhan. Karena Tuhan tahu apa yang terbaik untuk kita"






0 Response to "Cerita Pak Tani Dan Dua Anak Gadisnya"
Post a Comment
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak...!