Cerita Lalat Yang Kurang Bersyukur

Cerita Lalat Yang Kurang Bersyukur - Pagi itu di sebuah pohon, nampak seekor lalat yang sedang bersedih. Berkali-kali ia berjalan mondar mandir sambil memperhatikan sekawanan lebah sedang mengumpulkan makanan dari bunga-bunga yang sedang mekar. Lalat tertegun melihat cara lebah mengumpulkan makanan sambil bernyanyi-nyanyi, mereka bekerja dengan perasaan senang.

Setiap seekor lebah telah selesai mengumpulkan makanan pada setangkai bunga, maka akan di gantikan oleh teman-temannya untuk mengumpulkan sisa makanan yang masih ada pada bunga yang sama. Seluruh makanan yang di kumpulkan lebah akan di taruh di dalam sarang untuk di jadikan makanan larva lebah dan makanan ratu lebah.

Di suatu siang hari, tiba-tiba ada seekor lebah yang nampak kelelahan. Ketika mengumpulkan sari-sari bunga dengan alat hisapnya, dia langsung terbang menjauh karena ada seekor lalat yang mendekatinya. Karena kelelahan, tanpa dia sadari sebagian sari bunga yang dibawanya terjatuh dan menimpa tubuh si lalat. Si lalat terkejut, lalu dia pun ikut terbang menjauh. Tetapi karena tubuhnya terkena cairan sari bunga, maka dia kesulitan untuk menggerakkan sayapnya. Si lalat mencoba membersihkan sari-sari bunga yang menempel pada sayap dengan mulutnya.

"Hemmmff...ufhh...uffht...nyam...nyaaamm...nyaaaaammm..." terdengar si lalat menikmati sari bunga yang menempel pada sayapnya.

"Wuaaahh...ternyata rasa sari bunga ini enak sekali, manis lagi...pantas si lebah ramai-ramai mendatangi bunga yang mekar itu" demikian pikir si lalat.

Dan ketika sari bunga yang menempel pada sayapnya telah habis, si lalat terbang menghampiri si lebah yang kelelahan.

"Wooi, lebah! berani sekali tadi kamu menjatuhi tubuhku dengan sari bunga itu...!!" teriak si lalat.

"Lho, ada apa tiba-tiba kamu memarahiku?" tanya lebah.

"Eeee...kamu sudah salah, tapi masih mencoba berpura-oura berlagak bodoh, lagi...! Memang, si pelaku kesalahan selalu berlagak bodoh untuk menghindari tanggung jawab dari kesalahnnya" kata si lalat.

"Sungguh...aku tidak tahu kesalahanku, kawan!" sahut si lebah.

"Aku tadi sedang istirahat, tetapi mengapa kamu menjatuhkan sari bunga ke tubuhku? Itulah kesalahan fatalmu. Itu tidak sopan, itu tidak punya aturan dan itu perbuatan dosa" ucap si lalat.

"Maaf kawan, itu tidak di sengaja, badanku lelah. Aku tadi ceroboh membawa sari bunga yang baru ku hisap, sehingga sebagian jatuh menimpa tubuhmu. Maaf ya...!" kata si lebah meminta maaf.

"Maaf...maaf...enak betul kamu mau lari dari tanggung jawab. Tidak bisa!!! Aku mau minta ganti rugi, aku mau minta keadilan!" kata si lalat "Aku bisa memaafkanmu, asal kamu bisa memenuhi dua permintaanku!"

Lebah kebingungan dengan sikap si lalat. Namun karena dia ingin mendapatkan permintaan maaf dan tidak terjadi pertengkaran di antara mereka, maka si lebah menyetujuinya.

"Lalu apa permintaanmu, kawan?" tanya si lebah.

"Pertama, kamu harus menyerahkan semua sari bunga yang kamu bawa kepadaku!" kata si lalat.

Lalu si lebah pasrah dan menyerahkan semua sari bunga yang telah di kumpulkannya kapada si lalat. Kemudian si lalat mulai melahap sari bunga tersebut sampai tidak tersisa.

"Hmm...Lezaaat...!!" pikir si lalat.

"Kemudian permintaanmu yang kedua apa, kawan?" tanya si lebah lagi.

"Kamu harus menyerahkan dan memindahkan sengatmu ke tubuhku!" kata si lalat.

Si lebah terkejut mendengar permintaan si lalat "Ini mustahil dilakukan...!" pikir si lebah.

Si lebah semakin kebingungan, ia tidak tahu harus berbuat apa untuk memenuhi permintaan si lalat. Memindahkan sengat ke tubuh si lalat adalah suatu hal yang sangat sulit dilakukan. Mustahil, tidak akan pernah terjadi.

"Hei...!! malah bengong. Ayo segera laksanakan permintaanku agar aku bisa memaafkanmu" kata si lalat.

Saat si lebah sedang kebingungan menghadapi persoalannya, tiba-tiba muncullah si kancil. Si lebah merasa senang dan gembira, lalu dia menceritakan persoalannya serta berusaha meminta saran dari si kancil untuk bisa menyelesaikan pesoalannya itu.

"Baiklah, kawan-kawan...saya mau berdoa minta petunjuk Tuhan terlebih dahulu untuk menghadapi permasalahan kalian" kata si kancil. Lalu si kancil pun mulai berdoa.

Selesai berdoa, lalu si kancil berkata kepada si lalat.

"Memasang sengat ke tubuhmu memang perkara sulit, kamu harus membantu si lebah untuk melakukannya. Oleh karena itu, sekarang kamu harus berada di tengah tanah lapang dengan posisi menungging. Kamu tidak boleh bergerak sedikitpun. Apapun yang terjadi, kamu harus tetap dalam posisi menungging agar si lebah bisa memasang sengatnya ke tubuhmu. Bagaimana? Kamu siap?" kata si kancil.

"Baiklah...aku percaya kepadamu, kancil!" kata si lalat lalu terbang ke tengah lapang dan mulai mengambil posisi menungging.

Si lebah semakin kebingungan, dia tidak tahu harus berbuat apa. Ada cara apa lagi dengan si kancil dalam menyelesaikan persoalannya. Tidak lama kemudian, si kancil membisiki si lebah untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan sarannya. Si lebah nampak tersenyum mendengar bisikan si kancil, lalu si lebah mulai terbang tinggi. Dengan kecepatan tinggi, dia terbang menghampiri si lalat yang sudah mengambil posisi menungging.

"Crabbb.....sreeetttt....."

"Aduuuuuuuhhh sakiiiiiiiitt.....aduuuuuhh sakiiiiitt.....!!!" teriak si lalat sambil lari tunggang langgang merasakan sakit di pantatnya akibat di sengat lebah.

"Kasihan si lalat, akibat keserakahan dan kurang bersyukur dengan apa yang sudah dimilikinya akhirnya menuai akibat dari perbuatannya sendiri" kata si kancil sambil berjalan melanjutkan perjalanannya.

Pesan moral :  
"Bersyukurlah dengan apa yang telah di karuniakan Tuhan kepadamu. Jangan iri dengan apa yang dimiliki orang lain, karena belum tentu apa yang dimiliki orang lain itu baik untukmu"