Nama : Sulaiman (Sulaeman) bin Daud (Dawud)
Usia : 66 tahun
Periode Sejarah : 989 - 923 SM
Tempat Diutus : Palestina (dan Israil)
Keturunan : Rahab'an (Ruhba'am/Rehabeam)
Tempat Wafat : Baitul Maqdis (Yerusalem)
Sebutan Kaum : Bani Israil
Dalam Al-Qur'an namanya disebutkan sebanyak 21 kali
Nabi Sulaiman dapat menjadikan angin bertiup atas perintahnya ke tempat yang ia kehendaki, Allah pun menundukkan setan-setan untuk melayani Nabi Sulaiman. Diantara mereka ada yang bisa membangun istana dan benteng-benteng, ada yang bertugas menyelam di laut untuk mengambil mutiara dan batu-batu mulia. Sebagaimana Allah memberi kekuasaan pada Nabi Sulaiman atas setan-setan yang kafir sehingga ia mampu mengikat mereka untuk mencegah perbuatan jahatnya, Allah juga memberinya mukjizat berupa kemampuan mengerti bahasa semua binatang.
Kearifan Nabi Sulaiman Sebagai hakim
Pada suatu malam, sekelompok kambing memasuki kebun seseorang tanpa sepengetahuan penggembalanya, hingga rusaklah tanaman di kebun tersebut. Maka pemilik kebun datang kepada hakim Nabi Daud ;
"Wahai Nabi Allah, sesungguhnya kami telah membajak tanah kami dan menanaminya serta memeliharanya. Tapi ketika waktu panen, datanglah kambing orang ini pada suatu malam dan memakan tanaman di kebun kami hingga rusak seluruhnya"
"Benarkah apa yang dikatakannya ini?" tanya Nabi Daud.
"Ya" jawab penggembala.
Kemudian Nabi Daud bertanya tentang harga tanaman dari orang yang satu dan harga kambing dari orang yang lainnya. Ketika mengetahui harga keduanya hampir sama, maka ia pun berkata kepada pemilik kambing ;
"Berikanlah kambingmu kepada pemilik tanaman sebagai ganti rugi atas rusaknya tanaman kebunnya"
Namun, putranya Sulaiman yang hadir menyaksikan pengadilan ini memberikan usul lain.
"Saya mempunyai pendapat yang berbeda dalam perkara ini. Menurut saya, pemilik kambing sebaiknya memberikan kambingnya kepada pemilik tanaman dan mengambil manfaatnya berupa bulu wol, susu dan anak-anak kambing tersebut, sedangkan ia sendiri mengambil alih tanaman yang telah rusak itu, menanaminya kembali, mengairi serta memeliharanya hingga tumbuh tanamannya. Apabila telah tiba waktu panen, mereka harus menyerahkan hasil tanaman itu kepada pemiliknya dan menerima kembali kambingnya. Dengan demikian, semua pihak akan mendapatkan keuntungan dan manfaat."
Luar biasa bijaksana dan arifnya Nabi Sulaiman ini dalam memberikan keputusan, semua pihak pun langsung menyetujui usulnya yang hebat itu. Berkatalah Nabi Daud kepada putranya "Engkau telah memutuskan hukum dengan tepat, anakku" Dan ia pun berfatwa seperti apa yang diputuskan oleh Sulaiman.
Kisah Nabi Sulaiman Dan Ratu Bilqis
Pada suatu hari, Nabi Sulaiman mengadakan apel besar bagi seluruh tentaranya, baik dari golongan manusia, jin, setan dan binatang. Semua diperintahkan untuk berkumpul menghadap Nabi Sulaiman, semua sudah hadir kecuali seekor burung bernama Hudhud. Hampir saja ia terkena hukuman kalau saja tidak segera memberikan alasan kenapa ia terlambat datang.
"Ampunilah hamba Tuanku, hamba memang telah terlambat. Tetapi hamba membawa kabar yang sangat penting. Di negeri Saba, hiduplah seorang ratu yang bernama Ratu Bilqis. Ia mempunyai singgasana yang agung, kerajaannya luas dan rakyatnya hidup dengan makmur. Namun sayang, mereka tidak menyembah Allah. Mereka telah disesatkan oleh iblis sehingga menyembah matahari"
Menjawablah Nabi Sulaiman "Aku percaya dengan berita yang kau bawa itu, tetapi aku akan menyelidiki dulu kebenaran beritamu. Bawalah suratku untuk Ratu Bilqis. Kalau sudah diterimanya nanti, sembunyilah kau di celah-celah jendela dan dengarkanlah apa yang akan dilakukannya"
Maka terbanglah burung Hudhud ke negeri Saba yang terletak di kota Yaman, ia menyerahkan surat dari Nabi Sulaiman kepada Ratu Bilqis. Kemudian sesuai perintah, ia bersembunyi dibalik celah jendela. Setelah membaca surat itu, Ratu Bilqis memanggil seluruh abdi dan penasehatnya untuk bermusyawarah. Ratu Bilqis tidak mau terjadi perang yang hanya akan merusak keindahan istana dan menyengsarakan rakyat, maka hasil musyawarah itu diputuskan bahwa ia hanya akan mengirimkan hadiah kepada Nabi Sulaiman melalui utusannya. Jika Nabi Sulaiman menerima hadiahnya, tahulah ia bahwa Nabi Sulaiman hanyalah seorang raja yang senang menerima hadiah. Tetapi juka ia seorang Nabi, ia hanya ingin mereka mengikuti agamanya.
Berangkatlah para utusan Ratu Bilqis ke Palestina dengan membawa berbagai hadiah yang indah-indah dan mahal-mahal. Ketika tiba di istana Nabi Sulaiman, mereka sangat tercengang. Ternyata kerajaan Saba tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan keindahan dan kemegahan kerajaan Nabi Sulaiman. Ketika mereka mau menyerahkan hadiah, dengan tegas Nabi Sulaiman menolak hadiah-hadiah itu karena ia memiliki harta benda yang jauh lebih baik daripada hadiah yang diberikan oleh Ratu Bilqis. Kepada Para utusan tersebut, ia meminta kedatangan Ratu Bilqis agar memeluk agama Islam dan meninggalkan penyembahan terhadap matahari. Jika menurut, maka kerajaan Saba akan selamat. Jika membangkang, maka Nabi sulaiman akan mengerahkan bala tentaranya yang tidak mungkin bisa dilawan oleh tentara Ratu Bilqis. Para utusan itu kembali ke negeri Saba, mereka melaporkan segala apa yang dilihatnya tentang Nabi Sulaiman dan kerajaannya yang jauh lebih besar, megah dan kuat dibanding kerajaan Saba.
Akhirnya diputuskanlah bahwa Ratu Bilqis akan datang memenuhi permintaan Nabi Sulaiman. Mengetahui perjalanan Ratu Bilqis ke negerinya, maka ia pun bermaksud menunjukkan suatu mukjizat kepadanya sebagai bukti kenabiannya. Dengan bantuan anak buahnya yang bernama Ashif bin Barkiya yang memiliki ilmu dari kitab-kitab Samawi, maka tiba-tiba singgasana yang serupa dengan singgasana Ratu Bilqis sudah ada dihadapannya.
Sementara itu dengan diiringi ribuan prajuritnya, Ratu Bilqis datang menemui Nabi Sulaiman di Palestina. Ia benar-benar tercengang menyaksikan keindahan dan kemegahan kerajaan Nabi Sulaiman, Ratu Bilqis merasa malu mengingat ia telah mengirimkan hadiah kepada Nabi Sulaiman. Ketika ia masuk kedalam istana, ia tambah tercengang karena singgasana Nabi Sulaiman serupa dengan singgasananya. Nabi Sulaiman tersenyum, lalu mempersilahkan Ratu Bilqis masuk kedalam istananya. Lantai istana itu terbuat dari kaca tipis yang dibawahnya dialiri air, Ratu Bilqis mengira itu benar-benar aliran air sungai karenanya ia menyingkapkan sedikit bajunya hingga nampaklah betisnya. Nabi Sulaiman segera memberitahu bahwa lantai itu terbuat dari kaca bening yang tipis, Ratu Bilqis tersipu malu. Ia lalu bersujud dan menyatakan keimanannya kepada Allah SWT.
Wafatnya Nabi Sulaiman
Hampir tak seorang pun yang mengetahui saat kematian Nabi Sulaiman, baik dari golongan jin maupun manusia. Kematian Nabi Sulaiman diketahui setelah tongkat yang digunakannya bersandar rapuh dimakan rayap dan beliau tersungkur jatuh ke lantai. Doa Nabi Sulaiman telah dikabulkan Allah, yaitu tidak seorang pun yang memiliki kerajaan besar dan kaya raya seperti kerajaannya. Namun meskipun kaya raya dan berkuasa, Nabi Sulaiman tetap patuh dan tunduk terhadap perintah Allah SWT.
0 Response to "Kisah Nabi Sulaiman AS"
Post a Comment
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak...!